4 Feb 2010

TUNTUTLAH ILMU DENGAN PENUH KESABARAN KEULETAN DAN KETEKUNAN

Assalamu'alaikum.
Yang terhormat para pembaca yang budiman, pada kesempatan ini, alhamdulillah saya bisa menulis artikel ini yang saya namai CERPEN alias cerita pendek, langsung aja:
disuatu desa yang letaknya dilereng gunung maaf nama dan tempatnya tidak saya sebutkan, tinggal keluarga yang sangat sederhana sekali, sebut aja keluarga pak hasan dan bu hasan, pekerjaan pak hasan sehari-harinya tani dan bu hasan membantu suaminya tani, pak hasan dan bu hasan mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama sebut aja abdul, tapi apa yang terjadi? Ternyata siabdul ini anak yang sangat bodoh, sekolah tidak pernah naik begitu pula belajar ngaji gak bisa-bisa, tetapi walaupun ia bodoh siabdul ini anak yang yang sangat penurut pada kedua orang tuanya. Singkat cerita, si abdul ini menemui kedua orang tuanya, si abdul mulai berbicara, bapa ibu kata si abdul,
ada apa abdul? Kata pak hasan.
Abdul: bapa ibu saya mohon pamit.
Pak hasan: mau kemana?
Bu hasan: iya mau kemana abdul
abdul: Tentunya bapa sama ibu sudah tahu bahwa abdul ini menjadi gunjingan teman-teman abdul dikarenakan abdul ini seorang yang bodoh tidak bisa membaca dan menulis.
Bu hasan: sabar abdul, mungkin sudah nasib kita jadi begini.
Pak hasan: iya, sabar aja nak ya
abdul: abdul dah gak tahan jadi gunjingan teman-teman abdul, pada saat ini abdul mohon izin, abdul mau menuntut ilmu diluar sana, yang jauh dari teman-teman abdul.

Singkat cerita, pak hasan dan bu hasan dengan berat hati mengizinkan anaknya pergi.
Sudah minta izin dan do'a restu, lantas si abdul bergegas dan pergi meninggalkan kedua orang tua dan kampung halamannya, tidak terasa perjalanan si abdul ia telah memasuki sebuah desa, dan didesa itu ada PONDOK PESANTREN, dan akhirnya si abdul menetap dipesantren itu untuk menimba ilmu, dari waktu kewaktu si abdul belajar di pesantren itu tak terasa sudah 2 tahun ia berada dipesantren itu,
Apa yang terjadi? Sudah pandaikah si abdul? Ternyata tidak.
Si abdul yang begitu penyabar akhirnya ia kecewa pada dirinya sendiri, dan si abdul pun memutuskan untuk pulang kekampung halamannya, ia berjalan tanpa semangat dan penuh dengan kekecewaan.
Disuatu tempat ia berhenti untuk melepas lelah duduk termenung dan memandang parit, dan matanya menatap sebuah batu yang di atas batu itu ada airnya, dan si abdulpun berkata" subhanallah, batu yang begini keras bisa cekung karena ketetesan air yang jatuh dari sela-sela akar, masa saya belajar gak bisa-bisa, kalau begitu saya harus balik lagi kepesantren nih kata si abdul. Akhirnya ia kembali kepesantren untuk menimba ilmu yang tertunda.
Selesai.

Kesimpulan:
menuntut ilmu itu harus penuh kesabaran, keuletan dan pantang menyerah.
Intinya kalau kita berusaha pasti bisa.
Wassalam .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kepada pembaca yang budiman khususnya kepada para alim ulama,bilamana dalam artikel2 ini ada kekeliruan mohon petunjuk dan bimbingannya terima kasih.